Jumat, 06 April 2018

POSTMODERNISME DALAM PANDANGAN JEAN FRANCOIS LYOTARD

 

Postmodernisme”  adalah istilah  yang  sangat  kontroversial, di  satu pihak istilah ini telah memikat minat masyarakat luas. Ini menunjukkan bahwa ia memiliki  kemampuan  untuk  mengartikulasikan  beberapa  krisis  dan  perubahan sosio-kultural  mendasar  yang  kini  sedang  kita  alami.  Di  lain  pihak  istilah  ini dianggap   sebagai   mode   intelektual   yang   dangkal   dan   kosong   atau  sekedar refleksi  yang  bersifat  reaksioner  belaka  atas  perubahan  sosial  yang  kini  sedang berlangsung. 

Jean  Francois  Lyotard  adalah  seorang  filosof  poststrukturalisme  namun ia  kemudian  lebih  dikenal  sebagai  salah  satu  pemikir  penting  aliran  filsafat postmodernisme  yang  terkenal  dengan  gagasannya  tentang  penolakan Grand Narrative (narasi   besar),   yaitu   suatu   cerita   besar   yang   mempunyai   fungsilegitimasi  karena  bersifat  menyatukan,  universal,  dan  total.  Penolakan  narasi besar,  menurut  Lyotard,  berarti  penolakan  terhadap  penyatuan,  universalitas dan  totalitas.  Dan  dalam  pandangannya,  inilah  salah  satu  ciri  pembeda  yang paling menonjol antara filsafat postmodernisme dengan filsafat modernisme. 

Istilah “postmodernisme” muncul pertama kali di kalangan seniman dan kritikus  di  New  York  pada  1960-an  dan  diambil  alih  oleh  para  teoretikus  Eropa pada   1970-an.   Salah   satunya,   Jean-François   Lyotard,   dalam   bukunya,   The Postmodern  Condition: A Report on Knowledge,  menyerang    mitos    yang melegitimasi jaman modern (“narasi besar”), pembebasan progresif humanitas melalui  ilmu,  dan  gagasan  bahwa  filsafat  dapat  memulihkan  kesatuan  untuk proses  memahami  dan  mengembangkan  pengetahuan  yang  secara  universal sahih untuk seluruh umat manusia. 

Kajian saya lebih lanjut bisa ditemukan pada

POSTMODERNISME DALAM PANDANGAN JEAN FRANCOIS LYOTARD

Karya Jean Francois Lyotard